Palapanews.Asia, Jakarta – Pintu neraka resmi terbuka lewat karya terbaru dari MAGMA Entertainment, bekerja sama dengan Wahana Kreator dan Sinemaku Pictures. Film horor-aksi berjudul Tumbal Darah, garapan sutradara Charles Gozali, dipastikan tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 23 Oktober 2025.
Film ini sudah lebih dulu membuktikan kekuatannya. Saat diputar di Jogja NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024, Tumbal Darah sukses memikat penonton hingga penuh sesak dan menuai pujian atas intensitas terornya. Kini, giliran penonton seluruh negeri yang akan merasakan mimpi buruknya.
Trailer berdurasi dua menit yang baru dirilis menampilkan kisah Jefri (Marthino Lio), seorang penagih utang yang rela melakukan apa pun demi keselamatan istrinya, Ella (Sallum Ratu Ke). Namun perjuangan cinta itu justru menyeret mereka ke sebuah rumah bersalin terkutuk, tempat di mana tangis bayi tergantikan oleh jeritan maut, dan darah menjadi satu-satunya jalan keluar.
“Tumbal Darah adalah tentang neraka personal. Ini bukan sekadar horor aksi, tapi juga drama tentang seberapa jauh cinta bisa mendorong seseorang berkorban untuk keluar dari neraka ciptaannya sendiri,” ungkap Charles Gozali saat konferensi pers di Epicentrum XXI, Jakarta (24/9).
Poster resmi film ini semakin mempertegas kengerian. Tampak Ella ditarik paksa oleh tangan-tangan iblis dari balik pintu, sementara Jefri hanya bisa menatap dengan ngeri, tak berdaya menolong. Satu gambar yang merangkum pertarungan brutal penuh emosi dan adrenalin.
Marthino Lio mengaku perannya sebagai Jefri adalah pengalaman ekstrem.
“Saya harus menyelami mimpi buruk seorang suami yang terpojok. Charles selalu mendorong aktornya ke batas kemampuan, dan hasilnya benar-benar intens di layar,” ujarnya.
Bagi Sallum Ratu Ke, film ini menjadi proyek monumental dalam kariernya.
“Ella memikul beban emosional yang berat. Saya tak sabar menunggu penonton merasakan kedalaman cerita ini,” katanya.
Deretan Bintang Film Tumbal Darah selain Marthino Lio dan Sallum Ratu Ke, juga menghadirkan Donny Alamsyah, Agla Artalidia, dan Epy Kusnandar sebagai penguat cerita.













