Mimbar Bebas Salemba Bergerak: Seruan Penyelamatan Sistem Kesehatan Nasional

oleh -181 Dilihat
banner 468x60

Palapanews.Asia, Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-117, Ikatan Alumni FKUI (ILUNI FKUI) bersama Badan Eksekutif Mahasiswa Senat Mahasiswa FKUI (BEM SM FKUI) menyelenggarakan acara Mimbar Bebas Salemba Bergerak di Aula IMERI FKUI, Salemba. Acara ini berlangsung dari pukul 13.00 hingga 15.30 WIB dan dihadiri oleh mahasiswa, dosen, alumni, serta tokoh-tokoh penting di bidang pendidikan kedokteran dan kesehatan Indonesia.

Acara ini merupakan respons atas berbagai kebijakan Kementerian Kesehatan yang belakangan mendapat kritik keras dari 158 Guru Besar FKUI, yang telah menyampaikan pernyataan sikap bertajuk Salemba Berseru pada 16 Mei 2025. Kebijakan-kebijakan tersebut dinilai berpotensi menurunkan mutu pendidikan kedokteran, termasuk pendidikan dokter spesialis, serta mengancam kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

banner 336x280

Dalam orasinya Mayjen TNI (PURN) dr. Budiman, SpBP-RE Mantan Kapuskes TNI Mantan Koordinator RS Darurat Covid-19, Wisma Atlit Kemayoran mengatakan bahwa tansformasi kesehatan Indonesia saat ini berpotensi menciptakan kerentanan dalam sistem ketahanan nasional apabila tidak dikoreksi secara strategis.

Ketegangan antara Kementerian Kesehatan dan stakeholders profesional mengancam stabilitas dan efektivitas sistem layanan kesehatan kita. Sebagai mantan perwira tinggi TNI, saya tahu betul apa yang terjadi ketika seorang panglima kehilangan kepercayaan pasukannya. Menkes saat ini telah menjadi superbody yang otoriter.

Sehubungan dengan hal tersebut, lemahnya strategi pembangunan kapasitas kesehatan di daerah 3T juga layak untuk menjadi sorotan. Program pengadaan teknologi kesehatan tertentu tanpa disertai kesiapan SDM dan sarana prasarana yang memadai dikhawatirkan akan menurunkan kualitas pelayanan. Minimnya partisipasi stakeholder dalam perumusan kebijakan menjadi akar dari berbagai masalah yang muncul.

Untuk mengatasi permasalahan ini, beberapa rekomendasi diajukan, antara lain:

1. Membangun kembali dialog strategis dengan stakeholder,

2. Penguatan sistem keamanan dan kedaulatan data kesehatan,

3. Moratorium liberalisasi pendidikan kedokteran,

4. Penguatan layanan primer,

5. Regulasi penempatan dokter yang adil,

6. Evaluasi independen program-program transformasi bidang kesehatan,

7. Evaluasi program-program intervensif yang keluar batas dalam pendidikan kedokteran spesialis, dan

8. Memindahtugaskan Menkes ke ruang jabatan yang sesuai dengan keilmuannya.

Sebagai penutup, dr. Budiman mengajukan lima seruan penting untuk menyelamatkan ketahanan kesehatan nasional. Mulai dari membangun kembali dialog strategis antar pemangku kepentingan, menghentikan liberalisasi pendidikan kedokteran, memperkuat layanan primer dan spesialis berbasis kebutuhan daerah, evaluasi independen transformasi kesehatan, hingga meninjau ulang sistem pendidikan spesialis.

 

 

>>> CATATAN REDAKSI <<<

Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.

Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: palapamediaonline@gmail.com.
Terima kasih.
____________________

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *