Baim Wong Hadirkan Film Horor Sukma, Bertabur Bintang dengan Cerita Filosofis

oleh -35 Dilihat
Foto : Konferensi Pers Film Sukma, Gandaria City, Jakarta (9/9).
banner 468x60

Palapanews.Asia, Jakarta – Setelah sukses debut sebagai sutradara lewat Lembayung (2024), aktor sekaligus produser Baim Wong kembali menghadirkan karya terbarunya berjudul Sukma. Film horor ini akan tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 11 September 2025, dengan deretan bintang papan atas yang memperkuat jajaran pemeran.

Sukma dibintangi oleh Luna Maya, Christine Hakim, Fedi Nuril, Oka Antara, hingga deretan aktor pendukung seperti Krishna Keitaro, Kimberly Ryder, Anna Jobling, Asri Welas, Amanda Soekasah, Giovani Tobing, Dazeline Reynand, serta dua putra Baim Wong, Kiano Tiger Wong dan Kenzo Eldrago Wong

banner 336x280

Tantangan Tanpa Makeup untuk Luna Maya
Luna Maya mengaku film ini memberikan pengalaman berbeda, terutama ketika ia harus berperan tanpa riasan sama sekali.

“Sebagai yang bekerja di industri showbiz, pressure untuk perempuan tentang awet muda itu ada. Selalu saja ada komentar tentang fisik dan segala macam dari warganet,” ungkap Luna saat konferensi pers di kawasan Gandaria, Senin (8/9/2025).

Menurut Luna, tantangan itu justru selaras dengan karakter yang ia mainkan. “Di film Sukma, ada alasan di balik kenapa karakter Ibu Sri memiliki obsesi untuk menjadi muda, dan menginginkan Arini yang lebih muda darinya. Itu yang akan menjadi misteri,” ujarnya.

Christine Hakim Keluar dari Zona Nyaman
Aktris senior Christine Hakim, yang memerankan karakter Ibu Sri, menyebut Sukma sebagai salah satu proyek terberat sepanjang kariernya.

“Syuting film Sukma adalah salah satu yang paling berat bagi saya. Ada battle scene sampai di gua juga, dan ada adegan yang menurut saya akan sangat mengejutkan untuk penonton saat menyaksikannya,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa proyek ini menuntut keberanian untuk mengambil risiko. “Harus berani keluar dari zona nyaman dengan risiko yang berat,” tutur Christine.

Oka Antara: Filosofi dalam Horor
Oka Antara, yang sebelumnya terlibat dalam Lembayung, menyebut Baim Wong semakin matang sebagai sutradara.

“Ini adalah film Baim yang paling filosofis. Bagaimana dia menggunakan cermin sebagai simbol teror, dan setiap kali becermin ada tampilan yang berbeda. Dia naik kelas,” kata Oka.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti adegan aksi dalam film ini. “Dan ada adegan berantemnya, saya suka,” ujarnya.

Debut Horor Fedi Nuril
Bagi Fedi Nuril, Sukma menjadi pengalaman pertama terlibat dalam film horor. Ia mengaku langsung menerima tawaran Baim tanpa berpikir panjang.

“Ketika membaca naskah Sukma, saya suka dan tertarik. Baim tidak perlu merayu dengan keras ke saya untuk bergabung di film ini,” ujar Fedi.
Dalam film ini, ia memerankan karakter dengan gangguan mental skizofrenia, sebuah tantangan yang ia tekuni dengan riset serius.

“Saya harus riset dengan psikiater untuk mengetahui apa saja yang terjadi dengan orang yang mengalami skizofrenia, serta gejala-gejalanya, dan cara mereka hidup,” katanya.

Baim Wong Jaga Keseimbangan Idealisme dan Komersial
Sebagai sutradara sekaligus produser bersama David Wong, Baim juga menulis naskah Sukma bersama penulis Ratih Kumala. Menurutnya, film ini bukan sekadar horor dengan jumpscare, melainkan juga memiliki makna lebih dalam.

“Menyeimbangkan antara sisi komersial dan idealisme karya di film ini benar-benar saya jaga. Sebagai horor, tentu tetap akan ada jumpscare, namun, Sukma lebih dari itu,” tutup Baim.

 

 

>>> CATATAN REDAKSI <<<

Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.

Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: palapamediaonline@gmail.com.
Terima kasih.
____________________

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *