“Legenda Kelam Malin Kundang: Ketika Luka Lama Kembali Menghantui”

oleh -36 Dilihat
banner 468x60

Palapanews.Asia, Jakarta – Rumah produksi Come and See Pictures kembali hadir dengan proyek film terbarunya yang berjudul Legenda Kelam Malin Kundang. Meski masih mengusung genre misteri-thriller, kali ini Joko Anwar yang dikenal lewat karya-karyanya, memilih untuk berada di balik layar sebagai produser. Posisi sutradara dipercayakan kepada Kevin Rahardjo dan Rafki Hidayat.

Film yang rencananya tayang akhir 2025 ini dibintangi oleh sejumlah nama besar seperti Rio Dewanto, Faradina Mufti, Vonny Anggraini, dan Nova Eliza.

banner 336x280

Mengangkat sisi gelap dari legenda Malin Kundang, film ini mengusung nuansa misteri yang kuat dan emosi yang berlapis. Rio Dewanto dipercaya memerankan Alif, seorang pelukis yang dihantui trauma masa kecil dan pergolakan batin.

“Yang paling menantang adalah bagaimana membuat penonton benar-benar merasakan apa yang dirasakan Alif, tanpa harus selalu lewat dialog. Tatapan, gesture kecil, napas… semua itu harus bicara,” ungkap Rio saat jumpa pers di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Senin (19/5/2025).

Berperan sebagai Nadine, istri dari Alif, Faradina Mufti menghadirkan karakter yang lembut namun penuh keteguhan.

“Dia istri yang sangat mengayomi, menjaga perasaan suami dan anaknya dalam kondisi apa pun,” tutur Faradina.

Aktris Vonny Anggraini juga ambil bagian dalam film ini dan mengaku peran yang ia mainkan adalah salah satu yang paling kompleks selama kariernya.

“Di karakter ini, ada semua rasa: bahagia, marah, kecewa, luka, lalu bahagia lagi. Ini benar-benar seperti roller coaster emosi,” kata Vonny.

Untuk menghidupkan perannya, Vonny mendalami micro-gesture dan micro-expression, serta berdiskusi intens dengan sutradara dan para lawan main, termasuk Rio Dewanto.

“Kami juga bangun chemistry sebagai keluarga. Sama Rio, juga sama Jordan dan Emir yang jadi anak kami di film.” ujar Vonny.

Sementara itu, Nova Eliza menyebut perannya dalam Legenda Kelam Malin Kundang sebagai salah satu yang paling menantang secara emosional sepanjang kariernya.

“Kesedihan yang harus saya tampilkan itu tidak boleh meledak-ledak, tapi tetap terasa dalam. Menunjukkan luka, tapi tidak bisa ditunjukkan secara langsung,” ujar Nova.

Film ini bukan sekadar reinterpretasi legenda, tapi juga eksplorasi psikologis dari luka dan konflik dalam keluarga.

 

>>> CATATAN REDAKSI <<<

Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.

Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: palapamediaonline@gmail.com.
Terima kasih.
____________________

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *