Palapanews.Asia, Jakarta – Setelah dua dekade tak menyentuh genre komedi sejak Janji Joni (2005), Joko Anwar akhirnya kembali ke akar kreatifnya lewat film horor-komedi terbarunya berjudul Ghost in The Cell (Hantu di Penjara). Film ini diproduksi oleh Come and See Pictures dan dijadwalkan tayang tahun depan.
Mengusung konsep segar yang menggabungkan nuansa horor dengan sentuhan komedi, film ini menjadi proyek yang dinanti-nantikan oleh para penggemar setia Joko Anwar. Syuting telah rampung, dan film yang diproduseri oleh Tia Hasibuan ini menjanjikan pengalaman berbeda dibandingkan karya-karya Joko sebelumnya.
Yang membuat film ini makin spesial adalah keterlibatan aktor Abimana Aryasatya sebagai pemeran utama, menandai kembalinya ke layar lebar setelah enam tahun vakum sejak Gundala (2019), yang juga disutradarai oleh Joko Anwar.
“Saya merasa ini momen yang membahagiakan. Setelah cukup lama tidak tampil di layar lebar, saya kembali lewat film yang penuh energi, dengan para pemain dari berbagai generasi dan latar yang luar biasa,” ujar Abimana.
Deretan pemeran Ghost in The Cell memang memukau. Nama-nama seperti Bront Palarae, Danang Suryonegoro, Endy Arfian, Lukman Sardi, Mike Lucock, Yoga Pratama, Morgan Oey, Aming, Kiki Narendra, Rio Dewanto, hingga Tora Sudiro turut memperkuat jajaran pemain. Film ini juga memperkenalkan wajah baru Magistus Miftah, penari sekaligus pembaca tarot—yang berhasil lolos dari proses open casting via media sosial.
Menariknya, film ini juga menjadi ajang reuni bagi beberapa aktor. Lukman Sardi, Aming Sugandhi, dan Tora Sudiro sebelumnya pernah tampil bersama dalam film komedi Quickie Express (2007), yang skenarionya juga ditulis Joko Anwar. Beberapa aktor lainnya seperti Morgan Oey, Endy Arfian, dan Dewa Dayana sebelumnya bermain di film Pengepungan di Bukit Duri, yang turut sukses di box office.
Mengambil latar di sebuah penjara padat di Jakarta, Ghost in The Cell mengisahkan dua geng yang saling berseteru dan terpaksa bekerja sama saat satu per satu narapidana mulai tewas, bukan karena konflik antar geng, melainkan karena ulah sosok hantu yang mengintai.
“Komedi adalah cinta pertama saya. Tapi saya juga tidak pernah lepas dari horor. Film ini adalah upaya menggabungkan dua dunia itu, sesuatu yang sangat saya nantikan sejak lama,” kata Joko Anwar.
Bagi rumah produksi Come and See Pictures, film ini disebut sebagai pencapaian tertinggi mereka sejauh ini. “Menggabungkan horor dan komedi bukan perkara mudah. Keduanya butuh presisi dalam craftmanship dan timing. Tapi tim ini berhasil menghadirkan sesuatu yang istimewa,” tutur produser Tia Hasibuan.
Tak hanya deretan aktor ternama, film ini juga menjadi momen spesial bagi Jaisal Tanjung, selama ini dikenal sebagai kolaborator visual Joko Anwar, yang untuk pertama kalinya tampil di depan kamera.
Ghost in The Cell akan hadir di bioskop tahun depan. Untuk informasi terbaru dan perkembangan film, ikuti akun Instagram resmi @comeandseepictures.