Bertaut Rindu Gaungkan Pesan Keluarga, “Setiap Anak Punya Hak Atas Mimpinya Sendiri”

oleh -23 Dilihat
Konperensi Pers Film Bertaut Rindu : Semua Impian Berhak Dirayakan
banner 468x60

Palapanews.Asia, Jakarta – Film drama remaja terbaru bertajuk Bertaut Rindu: Semua Impian Berhak Dirayakan siap tayang di bioskop mulai 31 Juli 2025. Dibintangi oleh Ari Irham dan Adhisty Zara, film ini menyuguhkan lebih dari sekadar kisah cinta SMA, ia adalah jendela reflektif tentang hubungan orang tua dan anak di era yang terus berubah.

Disutradarai oleh Rako Prijanto, diproduseri oleh MGS Fahry, dan diadaptasi dari novel karya Tian Topandi, film ini mengangkat tema yang jarang dibahas secara jujur dalam sinema Indonesia: komunikasi yang tersendat dalam keluarga, harapan orang tua, dan keberanian remaja untuk memilih jalannya sendiri.

banner 336x280

Rako Prijanto, sang sutradara, menyebut film ini sebagai karya yang sangat dekat dengan realitas remaja Indonesia.

“Ini slice-of-life yang sangat related dengan apa yang remaja rasakan hari ini. Sederhana tapi dalam.” ujarnya.

MGS Fahry, selaku produser, menambahkan bahwa film ini adalah ajakan untuk mendengar lebih dalam.

“Kami ingin Bertaut Rindu menjadi jendela buat para orang tua untuk lebih mendengar, dan buat para remaja agar tidak merasa sendirian.” ujar Fahry.

Tian Topandi, penulis novel yang menjadi sumber cerita film ini, berbagi bahwa kisah ini berasal dari pengalaman pribadinya sebagai anak yang tumbuh dengan tekanan harapan.

“Saya sempat memaksakan mimpi orang tua saya, sampai akhirnya lelah dan ingin menjadi diri sendiri. Dan ternyata, ketika saya menulis dari hati, cerita ini bisa menyentuh hati banyak orang.”

Adhisty Zara sebagai pemeran Jovanka, mengungkapkan keterhubungannya dengan peran yang ia mainkan.

“Karakter Jovanka punya masalah dengan orang tuanya. Kita punya problem dengan orangtuanya terkait mimpinya. Kadang-kadang kebawa… banyak adegan yang tidak ada dialognya, cuma rasa.” ujar Zara.

Zara berharap film ini bisa membuka ruang obrolan yang lebih jujur di dalam keluarga.

“Lewat film ini, aku berharap orangtua dan anak bisa lebih terbuka, saling dengar, dan saling paham.” ujarnya.

Sementara itu, Ari Irham, yang memerankan Magnus, menyebut film ini sebagai cerminan personal masa remajanya.

“Magnus adalah remaja yang lahir dengan privilege, tapi satu hal yang dia tidak miliki: pilihan. Itu membuat dia merasa seperti remaja yang tersesat,” ungkap Ari.

Setelah film ini, saya jadi lebih bisa komunikasi sama orang tua. Sekarang, saya bisa ngobrol kayak sahabat. Ia menegaskan pesan moral utama film ini:

“Jangan menaruh impian tertunda kepada anakmu sendiri. Biarkanlah anakmu memilih impiannya sendiri.” ujar Ari.

>>> CATATAN REDAKSI <<<

Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.

Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: palapamediaonline@gmail.com.
Terima kasih.
____________________

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *